Need help for SPM

Temans dan seniors yang udah ngambil SPM, gw perlu bantuan nih buat bikin tugas SPM. Gw perlu contoh anotated bibliography sama literature review yang jadi komponen penting di matkul ini. Literature review sih gw pernah bikin, tapi gak tau apakah memenuhi standar SPM, sementara anotated blom pernah sama sekali makanya bingung. Kalo ada yang sempat, tolong kirim ke bigbang.nugroho@yahoo.com. Makasih sebelumnya..

ANNOTATED BIBLIOGRAPHY (AB)

Tugas ini menuntut peserta membaca bahan seputar topik yang akan diulis sebanyak-banyaknya. Total yang harus tercantum di dalam tugas adalah MINIMAL 40 item materi (book chapters/book/journal articles). Dari 40 bahan tersebut ada 15 materi (tidak kurang dan tidak lebih) yang harus dijabarkan di dalam tugas AB ini. Masing2 materi harus dijelaskan ke dalam lima poin seperti di dalam SAP, yaitu FOKUS, ISSUES DISCUSSED, KEY FINDINGS, CONTEXT, dan RELEVANCE. Sementara minimal 25 item lainnya disusun berdasarkan daftar (lebih bagus disusun berdasarkan CONTEXT).

Lima belas materi yang terjabarkan itu harus diupayakan untuk tersebar secara proporsional dan masuk akal ke dalam CONTEXT yang berbeda, yaitu KERANGKA TEORI, LATAR BELAKANG PERMASALAHAN, DATA/INFO PENDUKUNG, JAWABAN ATAS PERTANYAAN PERMASALAHAN, dll.

Jangan lupa untuk mencantumkan topik di bawah nama dan NPM pada bagian atas tugas yang dikumpulkan. Kemudian jangan lupa menguraikan permasalahan yang diangkat dalam skripsi sebanyak dua pararaf supaya dosen yang memeriksa tahu relevansi item yang dijabarkan.

Cara menulis untuk 15 materi tersebut adalah sebagai berikut.

David Aspin, “Autonomy and Education: An Integrated Approach to Knowledge, Curriculum and Learning in the Democratic School”, dalam David Bridges (ed.), Education, Autonomy, and Democratic Citizenship: Philosophy in a Changing World, London: Routledge, 1997.



Fokus:
Aspin menjelaskan bagaimana konsepsi-konsepsi yang berbeda mengenai pengetahuan (knowledge) dan nilai memberi dampak terhadap insitusi pendidikan.

Issues Discussed:

Berbagai proposal reformasi pendidikan di berbagai negara menunjukkan bahwa pendidikan dipandang terutama dalam gagasan instrumental – berharga sejauh ia memiliki tujuan akhir berupa efisiensi dan efektifitas ekonomis (hlm. 248)

Para pemikir kurikulum modern beranggapan bahwa berbagai proposal tersebut yang dihasilkan dari beberapa teori tidak membawa jaminan epistemik yang khusus dan tidak memiliki kebenaran yang tidak tertentangkan. Dengan demikian, pendidikan untuk demokrasi membutuhkan pendekatan yang alternatif. (hlm. 249-250).

Alih-alih hanya mengandalkan pendekatan seperti yang mengusulkan untuk menghubungkan kurikulum dengan tujuan ekonomi nasional, cultural entitlements, dan pembentukan pikiran rasional, dibutuhkan adanya pendekatan yang integratif terhadap pengetahuan dan pengajaran serta pembelajaran yang dapat mendorong murid untuk mengadopsi pandangan yang koheren dan menyeluruh atas realitas dan situasi mereka di dalam dunia (hlm. 252-253).

Pendidikan yang dimaksud tidak hanya mengajarkan orang untuk berkomunikasi dan berbicara, namun juga mengajarkan untuk menjadi agen moral otonom, sensistif, ramah dan berperikemanusiaan serta good democrats (hlm. 254)


Key Findings

Nilai-nilai pendidikan yang diturunkan dari perhatian epistemologis mengenai institusi pendidikan didasari atas upaya menanamkan otonomi personal. Ini lah yang menjadi tuntunan bagi upaya membentuk pendidikan untuk demokrasi dengan cara menyajikan standar inti untuk menyeleksi muatan kurikulum dan metode pengajaran dan pembelajaran. Hal ini membutuhkan keterlibatan seluruh stakeholders sekolah.

Context and Relevance

Contexts: Tulisan ini memberikan memberikan patokan dalam hal bagaimana cara mengupayakan penyelenggaraan pendidikan yang demokratis, terutama dalam hal subyektifitas seperti apa yang seharusnya diupayakan terkonstruksi sebagai “tool kit” dalam sebuah program reformasi pendidikan. Karenanya, kaitan tulisan ini dengan penelitian adalah sebagai salah satu sumber dalam merumuskan kerangka teori untuk memberikan batasan kepada variabel dependen, yaitu budaya demokrasi, terutama mengenai “otonomi personal”.

Relevance: Tulisan ini relevan untuk membantu penulis menurunkan salah satu indikator dari pendidikan demokratis yang nantinya akan dielaborasi dengan sumber-sumber lain. Varian dalam otonomi personal ini akan dielaborasi untuk menunjukkan tingkat pemahaman murid terhadap budaya demokrasi, baik mereka yang mendapat bantuan maupun mereka yang tidak mendapatkan bantuan yang diteliti oleh skripsi ini.

LITERATURE REVIEW

Dalam SAP tertera bahwa yang harus dibahas dalam Literature Review (LR) adalah hal-hal apa yang sudah pernah dibahas secara ilmiah (developed knowledge) yang berkaitan dengan topik skripsi yang akan ditulis. Jadi semacam pemetaan knowledge yang sudah terbangun supaa nantinya penulis bisa meletakkan signifikansi topik atau penelitian yang diangkat dalam konteks bahasan LR tersebut.

Dalam SAP juga tertera bahwa variasi pokok bahasan dapat berkisar antara lain kepada tinjauan sejarah mengenai permasalahan serupa, studi komparasi dengan kasus lain yang mirip, kebijakan-kebijakan terkait, isu-isu terkait, dsb.

Dengan kata lain, Literature Review hendak menunjukkan bahwa penelitian ini adalah sesuatu yang baru yang keberadaannya akan mengisi sebuah slot dalam bangun pengetahuan yang telah dipetakan. Mbak Riris pernah berkata bahwa ketika AB telah dibuat, pertanyaan telah dirumuskan, dan teori sudah ditetapkan, maka apa yang masuk dalam literature review adalah semua hal yang diluar dan memberi batas kepada apa yang dibahas.

Kalau berdasarkan Neuman (2003), tujuan LR adalah:

1. untuk menunjukkan familiaritas dengan suatu bangun pengetahuan dan kredibilitas yang telah terbangun: gunanya menunjukkan bahwa peneliti betul2 memahami dan tahu penelitiannya dalam suatu area dan juga memahami major issues nya. LR yang baik akan menunjukkan kepada orang yang membacanya bahwa penulis betul2 kompeten, memiliki keahlian dan background yang memadai untuk karya dan topik yang diangkatnya.

2. untuk menunjukkan alur yang menunjukkan kesinambungan dengan penelitian-penelitian terdahulu dan bagaimana penelitian yang diangkat menyambung dengan rangkaian penelitian lainnya dan membentuk sebuah body of knowledge yang lebih utuh: gunanya memberikan kerangka dalam hal arahan riset dan pertanyaan dan menunjukkan bagaimana pengetahuan mengenai topik yang telah diangkat telah terbangun sepanjang masa oleh para peneliti. LR yang baik akan menempatkan riset yang dilakukan dalam suatu konteks dan menunjukkan relevansinya dengan cara menampilkan koneksi (keterhubungan) kepada body of knowledge.

3. untuk mengintegrasikan dan men-summary apa yang telah diketahui dalam area yang dijamah oleh penelitian: LR menunjukkan dan menghadirkan keseluruhan sitesa yang telah terbentuk dalam area yang diteliti. dengan demikian, LR yang baik akan menunjukkan bahwa dalam hal-hal apa penelitian terdahulu, dalam hal apa pula peneliti2 terdahulu tidak sepakat, dan apa pertanyaan yang masih belum bisa terjawab dalam area topik yang diangkat. LR yang baik akan menunjukkan apa yang sudah diketahui dan mengindikasikan future research.
Menurut gw pribadi dengan demikian peneliti bisa menunjukkan bagaimana penelitiannya me-resolve perdebatan, atau justru membenarkan satu pihak dan menyalahkan pihak yang lainnya.

4. untuk belajar dari peneliti lainnya dan menstimulasikan gagasan-gagasan baru: dalam hal ini reviewer dapat berkata mengenai apa yang sudah ditemukan oleh peneliti lainnya yang kemudian dapat membantu reviewer menjawab permasalahan yang diangkat. LR yang baik akan mengidentifikasikan blind alleys dan menyarankan hipotesa untuk direplikasi. LR yang baik juga akan menampilkan ke permukaan berbagai prosedur, teknik, dan Research design yang akan menjadi beharga untuk disalin dan direplikasi sehungga peneliti akan dapat lebih baik memfokuskan hipotesa dan memperoleh new insight.

Berdasarkan tujuan di atas, maka LR bisa terbagi ke dalam enam macam reviews:
1. Self-Study review yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri pembaca
2. Context review yang menempatkan proyek spesifik penelitian dalam sebuah gambaran besar.
3. Historical review yang menelusuri perkembangan issue dari masa ke masa
4. Theoretical review yang membandingkan bagaimana teori-teori yang beragam menempatkan isu yang sama.
5. Integrative review yang meringkas apa yang telah saat ini diketahui oleh ilmuwan HI
6. Methodological review yang menunjukkan keberagaman metode yang dipakai untuk isu yang diangkat.

Ketika gw membuat Literature Review ini, gw mengingat2 ulang pelajaran yang sudah didapat selama 3 tahun kuliah di HI, terutama perkembangan konsep dan genealogi teori HI sehingga membantu paling tidak dari sisi teori. Dengan demikian, tugas gw adalah kemudian, misalnya, untuk menunjukkan mengapa isu pendidikan yang diangkat dalam bantuan ini relevan dan memiliki magnitude untuk diangkat dalam penelitian. Dengan demikian mulailah membaca berbagai bahan sejak dini, terutama dengan beban kuliah yang sudah tidak terlalu padat.

Ketika membaca, buatlah kartu indeks yang berguna nantinya untuk menyusun footnote dan bibliografi. Dengan adanya kartu indeks tersebut, maka kita bisa mencoba menyusunnya dengan menempatkan masing2 kartu ke dalam kelompok (box) yang serupa atau mirip atau berdekatan satu sama lain dan mencoba menggeneralisir masing2 box agar satu box menghasilkan sebuah alur yang convincing. Sulit untuk mengajarkan bagaimana melakukannya meskipun ini penting untuk menajamkan penelitian yang hendak diangkat. Gw pikir banyak orang yang akan terjebak ke dalam bangun yang dia buat sendiri. Pembuatan penelitian seperti ini memang memadukan kemampuan menulis yang baik, kemampuan berpikir sistematis, serta pengetahuan HI nya itu sendiri sehingga alur yang dihasilkan nantinya tidak akan nyeleneh. Itu semacam keterampilan yang tidak bisa diajarkan, sama seperti keterampilan menentukan pertanyaan permasalahan yang tidak bisa diajarkan, meski bisa didiskusikan bersama.

Yang bisa gw contohkan adalah kartu indeks yang pernah gw buat ketika mengerjakan LR. Kartu indeks ini agak mirip dengan Annotated Bibliography.

Contohnya seperti ini:

KARTU INDEKS

Janez Krek, Bruno Losito, dan Janez Vogrinc. 2006. Active Citizenship for Democracy: Empirical and Theoretical Links between Education and Training for Active Citizenship and Active Citizenship in Practice. Paper untuk European Commission-Directorate General Joint Research Ispra, Italia, 30 Juni 2006.


Krek, Losito, dan Vogrinc 2006

Topik
Pendidikan dan Pelatihan dan Kewarganegaraan, kewarganegaraan aktif, demokrasi.

Council of Europe bekerjasama dengan CRELL menyelenggarakan proyek riset yang berjudul “Active Citizenship for Democracy”. Laporan Studi ini berupaya untuk mengetahui korelasi antara pendidikan kewarganegaraan aktif serta praktik kewarganegaraan aktif dalam proyek sehingga dengan demikian dapat diketahui indikator apa yang berguna untuk memahami hubungan riil antara pendidikan kewarganegaraan dengan praktek kewarganegaraan.


Hipotesis
Penelitian ini merupakan eksplorasi untuk mengetahui bagaimana keberlakuan hubungan antara pengetahuan (knowledge) dan skills dengan domain terpilih kurikulum sekolah, iklim ruang kelas dan (ekspektasi) engagement sipil dan politik.


Metode
Krek et.al. menggunakan hasil penelitian dari IEA CIVED (Civic Education Study) 1999 yang menggunakan sample representatif siswasiswa pada tingkat modal (modal grade) seusia 14 tahun (dengan total 90.000 siswa dari 28 negara di Eropa) yang diuji di tahun 1999, dan kelompok kedua di tahun 2000. Penelitian kedua mencakup siswa di tingkat upper secondary yang berkisar dalam usia antara 16 sampai 19 tahun, dengan total 50.000 siswa dari 16 negara. Dari sample tersebut, Krek et.al. kemudian mengelaborasi dua hasil penelitan sekunder darinya yang dilakukan oleh David E. Campbell dengan judul penelitian “Education's Impact on Civic and Social Engagement” dan Judith Torney-Purta and Carolyn Henry Barber untuk memodifikasi indikator dan mencari hubungan di antaranya. Indikator yang dipakai adalah “kurikulum sekolah”, “Ikilm ruang kelas”, “Voting” dan “Aktivitas politik”. Dua indikator pertama adalah operasionalisasi dari variabel “pendidikan” dan dua berikutnya adalah “praktek”. Analisa dilakukan secara statistik yang menggabungkan beberapa metode sepeti analisa faktor dan korelasi.


Findings
• Hubungan antara non-formal learning dengan political activities lebih kuat daripada hubungan school dengan political activities
• “explicit teaching about democratic practices” berhubungan dengan “students attitude and intentions to participate in citizenship activities”
• persepsi siswa akan keterbukaan dalam diskusi berhubungan dengan attitude positif terhadap imigran dan kelompok etnik
• keanggotaan dalam student council memiliki efek minimun terhadap democratic outcomes. Ia harus ditingkatkan dengan sense kepercayaan diri di mana partisipasi dapat membuat perbedaan.
• Data empirik menunjukkn bahwa knowledge dan skill, melalui indikator iklim ruang kelas dan school experience dapat membentuk suatu indeks yang dapat menjadi bagian integral pada indikator komposit bagi pendidikan untuk kewarganegaraan aktif.
• Bukti empirik mengkonfirmasi pentingnya norma (norma kewarganegaraan konvensional dan norma pergerakan sosial) dalam hubungan dengan dimensi yang tepat mengenai engagement, namun bila mereka diseleksi sebagai elemen-elemen dari suatu indikator komposit, komposisi ukuran-ukuran harus dikaji dari sudut pandang dampak kurikulum sekolah.



[b]

kalo asdos udah turun tangan, abis perkara...

OMG, Andrew punya SAP sendiri!!hihi...
big thanks btw,
buat kaka-kaka sekalian yang sudah lulus, doakan SPM kami,

Gue ada nih contohnya. Nanti gue kirimin ya Beng..

SPM itu sangat ngebantu bikin skripsi kok....






























asalkan gak murtad kayak gw & Fahmi....

ahahah betul, gw waktu itu SPM cuman maen2 aja, topik asal2an (udah pasti ga kepake soalnya, topiknya ternyata udah dibuat skripsinya ama Adit 02). jadinya gw maen2 aja. sambil ngebayangin ntar skripsi mo bikin apa. alhasil, setelah kelar SPM, gw ngelamun seminggu, nemu dah itu topik skripsi, ahahhaha

asal ga muluk2 gampang kok skripsi

si fahmi ngemeng aja..jelas2 topik loe yoi gitu, masih ngaku gak muluk2..

Topik skripsinya pada apaan sih?

Skripsi gw yang gak beres2 itu adalah bantuan pendidikan Amrik ke Indonesia.